Kesebaran Nabi Muhammad Saw. dalam Hijrah ke Thaif

Bagaimana kesabaran Nabi Muhammad Saw. ketika hijrah ke Thaif ?
Bacalah dengan cermat!

Kesabaran Nabi Muhammad Saw. selalu diuji. Pada awalnya beliau mendapatkan ujian harus berpisah dari orang yang begitu berarti baginya, yaitu Abu Talib dan Khadijah. Meski dalam keadaan sedih yang mendalam, namun Nabi Muhammad Saw. tetap melanjutkan dakwahnya. Ujian dan cobaan kembali datang ketika Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Thaif. Nabi Muhammad Saw. memperoleh perlakuan kasar, hinaan dan pengusiran, bahkan beliau diserang hingga terluka.

Dalam kondisi seperti itu datanglah Malaikat Jibril. Malaikat Jibril meminta izin kepada Nabi Muhammad Saw. untuk menghukum penduduk Thaif yang telah berlaku kejam kepada beliau. Namun beliau menolak. Beliau justru berdo’a “Allahummahdi qawmî fainnahum lâ ya’lamûn”, artinya: “Ya Allah berilah hidayah kepada kaumku ini, karena sesungguhnya mereka tidak tahu.” Bahkan beliau tak lupa mendoakan agar keturunan masyarakat Thaif kelak menyembah Allah Swt.

Kemana tujuan Nabi Muhammad Saw. diusir dari Thaif?
Ketika penduduk Thaif menolak dakwahnya, Nabi Saw. memutuskan untuk kembali ke Mekah. Sebelum sampai di kota Mekah, beliau beristirahat sambil membersihkan lukanya di suatu perkebunan anggur milik Uthbah dan Syaibah, anak Rabi’ah.

Apa yang terjadi ketika Nabi Muhammad Saw. beristirahat di kebun anggur?
Setelah Rasulullah Saw sampai di kebun milik Uthbah bin Rabi’ah, kaum penjahat dan para budak yang mengejarnya berhenti dan kembali. Tetapi tanpa diketahui ternyata beliau sedang diperhatikan oleh dua orang anak Rabi’ah yang sedang berada didalam kebun. Setelah merasa tenang di bawah naungan pohon anggur itu, Rasulullah Saw. mengangkat kepalanya seraya berdo’a.

Mendengar do’a Rasulullah Saw. hati kedua anak lelaki Rabi’ah pemilik kebun itu tergerak. Mereka merasa iba. Mereka memanggil pelayannya yang bernama Addas dan menyuruhnya mengambilkan buah anggur, dan memberikannya kepada Rasulullah. Ketika Addas meletakkan anggur itu di hadapan Rasulullah Saw. dan meminta beliau untuk memakannya, Rasulullah Saw. mengulurkan tangannya seraya mengucapkan, “Bismillah.“ Kemudian dimakannya.

Addas terkejut mendengar ucapan Rasulullah. Nabi pun menceritakan bahwa dirinya adalah seorang Nabi yang diutus Allah untuk menyampaikanAgama Islam seperti halnya nabi sebelumnya. Seketika itu juga Addas berlutut di hadapan Rasulullah Saw. lalu mencium kepala, kedua tangan dan kedua kaki beliau. Alhamdulillah, Addas masuk Islam. Subhanallah! begitu mulia sifat Nabi Muhammad Saw. meskipun hatinya terluka, namun Nabi Muhammad Saw. tidak dendam kepada penduduk Thaif.

0 Response to "Kesebaran Nabi Muhammad Saw. dalam Hijrah ke Thaif"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel