Materi IPS Kelas 6 BAB V Antisipasi Bencana Alam



Materi IPS Kelas 6 BAB V Antisipasi Bencana Alam
Materi IPS Kelas 6 BAB V Antisipasi Bencana Alam

Tahun 2008 ibarat tahun bencana bagi bangsa Indonesia. Banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, dan angin topan puting beliung menerjang berbagai daerah secara bergantian. Bencana alam tersebut meninggalkan kepedihan yang mendalam. Kita semua perlu menyadari bahwa alam Indonesia rawan terhadap bencana alam. Oleh karena itu, kita harus menyiapkan langkah-langkah antisipatif. Langkah ini disesuaikan dengan karakter bencana.

1. Mengantisipasi Ancaman Gempa Bumi

Gempa bumi adalah gerakan kulit bumi yang terjadi secara mendadak. Dampak gerakan itu bisa menyebabkan kerusakan yang parah. Bangunan yang ada di atasnya bisa hancur dan menelan korban jiwa. Lihatlah kerusakan akibat gempa di Klaten tahun 2006 di samping.

Terjadinya bencana gempa bumi secara beruntun harus menyadarkan kita semua. Bumi yang kita tempati bisa bergerak dan menimbulkan kerusakan serta mengancam keselamatan jiwa kita. Apa yang harus kita lakukan untuk mengantisipasi terjadinya gempa bumi?

Ada beberapa langkah yang dilakukan pemerintah. Kamu harus mengetahuinya:

a. Pemerintah telah membuat peta rawan bencana gempa bumi. Apabila kamu berada di daerah rawan gempa maka kamu harus mempelajarinya.

b. Pemerintah mengadakan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan tentang bencana alam. Hal ini penting untuk menyiapkan kewaspadaan masyarakat di daerah rawan bencana.

c. Pemerintah telah membuat sebuah lembaga yang khusus menangani bencana. Lembaga tersebut adalah Badan Koordinasi Penanggulangan Bencana Alam. Informasi tentang bencana bisa didapatkan dari lembaga ini.

d. Pemerintah telah membuat posko, membangun beragam fasilitas, dan menyiapkan sukarelawan. Masyarakat harus mengetahuinya secara pasti letak dan fungsinya.

Untuk mengantisipasi bencana gempa ada beberapa langkah yang harus diketahui dan dilakukan masyarakat:

a. Membuat rumah atau bangunan yang sesuai dengan standar. Bangunan harus dibuat tahan terhadap getaran atau tahan gempa.

b. Mengikuti penyuluhan tentang bencana alam yang diadakan pemerintah atau lembaga terkait. Hal ini penting untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kita.

c. Mempersiapkan anggota keluarga untuk menghadapi keadaan darurat. Caranya dengan mencoba beberapa cara penyelamatan. Siapkan perbekalan pengungsian, kenali tanda-tanda peristiwa, patuhi setiap ketentuan saat terjadi gempa, dan pastikan keberadaan anggota keluarga.

d. Membentuk kelompok-kelompok siaga di masyarakat. Antarkelompok harus selalu terjalin komunikasi.

2. Mengantisipasi Ancaman Tsunami

Tsunami adalah gelombang laut pasang yang disebabkan adanya gempa di dasar laut. Tinggi gelombang tsunami bisa mencapai sepuluh meter. Dampak yang ditimbulkannya sungguh dahsyat. Lihatlah dampak tsunami yang terjadi di Aceh tanggal 26 Desember 2004 di samping! Kota pun hancur berantakan. Peristiwa tsunami Aceh tersebut menggugah kesadaran kita. Laut yang kelihatan tenang dan aman untuk wisata ternyata menyimpan bencana.

Mari kita kenali tanda-tandanya. Saat terjadi gempa di dasar samudra tiba-tiba air laut di pantai menjadi surut. Apabila kamu melihat hal itu bersegeralah mencari tempat yang tinggi. Bisa jadi itulah awal mula akan datangnya gelombang tsunami.

Berikut langkah yang ditempuh pemerintah untuk menghadapi tsunami:

a. Pemerintah telah membangun Taman Edukasi Tsunami di Aceh pada tahun 2008. Di dalam taman edukasi ini terdapat simulator tsunami yang akan mendemonstrasikan tahapan terjadinya tsunami. Tujuan pembangunan taman ini adalah untuk sarana pembelajaran.

b. Pemerintah melakukan penyuluhan terhadap masyarakat di pesisir pantai. Hal ini penting untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya tsunami.

c. Pemerintah membangun tembok penahan gelombang tsunami. Pemerintah juga menggalakkan penanaman mangrove untuk menjaga air pasang.

d. Pemerintah membangun tempat-tempat evakuasi, lengkap dengan sarana dan prasarananya. Hal ini penting diketahui masyarakat agar bisa digunakan secara maksimal.

Ada beberapa langkah yang harus diketahui dan diterapkan masyarakat.

a. Masyarakat harus menghafalkan karakteristik gempa yang potensial menyebabkan tsunami. Gempa besar yang berpusat di dasar laut bisa menimbulkan suara gemuruh berkepanjangan.
b. Meningkatkan kewaspadaan saat berwisata di kawasan pantai.
c. Mengetahui secara pasti langkah darurat dan tempat-tempat evakuasi.
d. Masyarakat pantai harus turut menjaga kelestarian tanaman mangrove.

3. Mengantisipasi Ancaman Gunung Berapi

Indonesia kaya dengan gunung api. Kita dengan mudah bisa menemukan gunung api di berbagai wilayah. Meletusnya sebuah gunung sebetulnya hal yang biasa terjadi. Namun, dampak letusannya tetap membahayakan masyarakat di sekitar gunung berapi. Kita harus mewaspadainya.

Ancaman letusan gunung berapi ada beragam. Awan panas yaitu campuran material letusan antara gas dan bebatuan. Suhunya antara 300–700°C dengan kecepatan lumpurnya di atas 70 km/jam. Lontaran material pijar yang terjadi ketika letusan berlangsung. Luncuran pijar ini mampu membakar apa pun yang dilaluinya.

Hujan abu terjadi ketika gunung api meletus. Abu yang diterbangkan angin membahayakan pernapasan, mata, pencemaran air tanah, dan merusak tumbuh-tumbuhan. Lava merupakan magma yang mencapai permukaan dalam bentuk cairan kental. Suhunya mencapai 700–1.200°C. Apabila lava mendingin akan menjadi batuan beku.

Gas racun yang keluar bisa menyebabkan kematian. Gas ini tidak selalu berasal dari letusan gunung api. Gas ini dapat keluar melalui rekahanrekahan yang terdapat di daerah gunung api. Kita pernah mengalaminya saat kawah Sinila di Pegunungan Dieng mengeluarkan gas beracun. Ratusan penduduk di kawasan Dieng tewas. Gunung meletus juga bisa menyebabkan tsunami. Hal ini terjadi pada gunung berapi yang terdapat di laut seperti letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.

Untuk menghadapi bencana gunung berapi, pemerintah melakukan langkahlangkah sebagai berikut:

a. Pemerintah selalu memantau aktivitas gunung berapi. Gambar di samping merupakan kawah Gunung Merapi yang dipotret dari udara. Di setiap gunung berapi terdapat stasiun pengamatan atau gardu pandang. Fungsinya untuk mengantisipasi bahaya yang akan muncul.

b. Pemerintah memetakan kawasan bahaya gunung berapi. Pemetaan dilakukan terhadap jalur-jalur awan panas dan permukiman penduduk. Dengan begitu akan mempermudah evakuasi saat terjadi letusan gunung berapi.

c. Pemerintah melakukan sosialisasi dalam bentuk pameran atau penyuluhan. Lembaga terkait juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang terkait untuk menyiapkan antisipasi. Penyuluhan juga dilakukan terhadap penduduk di sekitar gunung berapi.

d. Pemerintah membangun sabo, barak pengungsian, jalur evakuasi, dan memberdayakan penduduk sekitar.

Ada beberapa langkah yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh masyarakat:

a. Masyarakat di sekitar gunung berapi harus mengetahui secara pasti tempat dan jalur evakuasi. Tempat penampungan atau barak beserta jalur evakuasi harus dirawat dan dalam kondisi siap pakai. Hal ini penting agar saat gunung meletus tidak terjadi kepanikan.

b. Masyarakat harus mengenali tandatanda terjadinya bencana gunung berapi. Misalnya turunnya binatang dari puncak atau menyengatnya bau belerang.

c. Masyarakat harus mematuhi pengumuman dari instansi berwenang. Misalnya dalam penetapan status gunung berapi. Tahap-tahap status gunung yang akan meletus selalu diumumkan pemerintah. Harapannya masyarakat sadar dan menyiapkan langkah-langkah pengamanan.

4. Mengantisipasi Ancaman Tanah Longsor

Tanah longsor adalah gerakan tanah dan bebatuan pada lereng sebuah gunung. Dampaknya sungguh luar biasa. Bayangkan apabila tanah di lereng itu melorot ke bawah! Bangunan dan permukiman penduduk akan tertimbun. Sarana transportasi, air minum, dan beragam fasilitas sosial akan rusak. Tanah di lereng gunung bisa longsor karena adanya peningkatan kandungan air di perut gunung. Penyebab lain adalah pembangunan permukiman di lereng gunung dan pemotongan kaki lereng. Hal ini menyebabkan lereng tidak memiliki penahan atau penyangga.

Seiring meningkatnya curah hujan, beberapa daerah potensial terjadi tanah longsor. Ada beberapa langkah yang ditempuh oleh pemerintah:

a. Pemerintah telah memetakan gunung atau bukit yang rawan longsor. Warga di sekitarnya harus mengetahuinya.

b. Pemerintah membuat peraturan yang melarang pembangunan permukiman tanpa memedulikan keselamatan lingkungan. Hal ini terutama dilakukan di kawasan yang rentan tanah longsor.

c. Pemerintah menggalakkan penghijauan untuk mengantisipasi bencana tanah longsor.

d. Pemerintah telah membangun beragam prasarana pengaman seperti tanggul, drainase, dan memindahkan penduduk yang berada di kawasan rawan longsor.

Masyarakat harus aktif menyelamatkan lingkungan. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan masyarakat.

a. Menjaga kelestarian lingkungan pegunungan. Misalnya dengan membuat terasering, menghijaukan bukit, dan memelihara saluran drainase.

b. Masyarakat harus sadar untuk tidak membangun rumah secara sembarangan di perbukitan. Pembangunan rumah akan menyebabkan bukit kelebihan beban.

c. Masyarakat harus menghentikan penambangan liar di kaki bukit. Penambangan akan berakibat fatal bagi masyarakat umum.

5. Mengantisipasi Ancaman Bencana Banjir

Setiap musim hujan Indonesia dilanda bencana banjir. Banjir adalah keadaan saat suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlah yang besar. Bahkan pada awal tahun 2008 di Indonesia terjadi banjir bandang. Banjir ini disebabkan tersumbatnya sungai atau akibat penggundulan hutan.

Dampak banjir sungguh luar biasa. Bayangkan apabila kota seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Surakarta terendam air selama berhari-hari! Dampak terparah terjadi di daerahdaerah yang rendah. Seluruh aktivitas kita akan terhenti dan terganggunya perekonomian kita.

Betapa penting kita menerapkan pola hidup bersih dan ramah dengan lingkungan. Ada beberapa langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengantisipasi bencana banjir:

a. Pemerintah telah membuat peta daerah-daerah yang rawan bencana banjir. Diharapkan masyarakat mengetahui dan memahaminya agar waspada.

b. Pemerintah mengadakan sosialisasi tentang segala hal mengenai bencana banjir. Dengan cara melalui penyuluhan, pelatihan penanggulangan, atau menyebar selebaran.

c. Pemerintah menggalakkan program penghijauan di wilayah hulu atau pegunungan. Hal ini untuk mengurangi terjadinya bencana banjir bandang.

d. Pemerintah telah menyiapkan posko bencana banjir sejak pusat hingga tingkat RT/RW. Kekompakan seluruh warga juga memudahkan penanganan apabila terjadi bencana.

Dampak bencana banjir bisa dikurangi apabila masyarakat aktif berperan serta di dalamnya. Ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh masyarakat:

a. Membiasakan hidup bersih dan sehat. Buanglah sampah pada tempatnya. Ingat, sungai bukan tempat sampah! Perilaku membuang sampah di sungai harus dihentikan karena bisa menyebabkan banjir.

b. Tidak membangun rumah di bantaran sungai. Masyarakat justru harus membersihkan sungai secara teratur.

c. Meletakkan dokumen penting secara benar. Sewaktu-waktu terjadi banjir harus diselamatkan. Selain itu, kenali tanda-tanda terjadinya bencana banjir.

6. Mengantisipasi Ancaman Bencana Angin Topan

Angin topan atau angin puting beliung terjadi di Indonesia pada tahun 2007/2008. Ciri khas angin ini adalah terjadinya pusaran angin secara mendadak dengan kecepatan 120 km/ jam atau lebih. Angin ini disebabkan adanya perbedaan tekanan cuaca. Bentuk angin ini seperti cerobong raksasa dengan daya hancur yang luar biasa.

Dampak angin puting beliung bisa merusakkan apa pun yang dilalui. Untuk mengantisipasi bencana angin puting beliung, pemerintah melakukan hal-hal berikut:

a. Pemerintah secara berkala telah membuat prakiraan cuaca. Di dalamnya diberitakan kemungkinan datangnya badai atau angin topan. Ini penting untuk diketahui dan disadari masyarakat.

b. Pemerintah menggunakan satelit atau radar untuk memantau arah angin. Hal ini selalu dilakukan untuk menjaga keselamatan penerbangan.

c. Pemerintah mengadakan penyuluhan dan pelatihan untuk mengurangi dampak bencana angin topan atau puting beliung.

Bencana angin topan atau angin puting beliung memang mendadak. Namun, masyarakat bisa mengantisipasinya agar dampak kerusakannya bisa diperkecil. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan masyarakat:

a. Membuat bangunan yang kuat dari sisi rancang bangun dan tahan terhadap tiupan atau pusaran angin. Hal ini penting untuk diketahui penduduk yang tinggal di jalur bertiupnya angin.

b. Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang mudah terbang dalam pembuatan rumah atau bangunan.

c. Menggalakkan penghijauan untuk mengurangi dan meredam gaya angin.

7. Mengantisipasi Ancaman Bencana Kebakaran Hutan

Indonesia kaya dengan hutan tropis. Hutan kita pun menyimpan kekayaan flora dan fauna yang luar biasa. Hutan kita pun diakui sebagai paru-paru dunia. Namun, kesalahan kita dalam mengelola hutan menyebabkan bencana dan kerusakan lingkungan. Alam kita menjadi rusak parah. Tumbuhan dan hewan langka kita musnah. Kayu yang berumur ratusan tahun menjadi abu. Tanah longsor dan banjir bandang pun mengancam setiap saat. Kebakaran hutan juga mengakibatkan bencana kabut asap di negara tetangga. Kebakaran hutan memang tidak hanya disebabkan ulah manusia. Ada yang disebabkan perubahan iklim sebagai dampak El Nino. Namun, faktor manusia tampaknya tetap sebagai faktor utama rusaknya hutan kita. Misalnya dalam kasus pelanggaran hak pengusahaan hutan (illegal logging).

Ada beberapa langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi kebakaran hutan:

a. Pemerintah bekerja sama dengan PBB dan negara lain untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan. Penyelamatan hutan memang menjadi agenda bersama negaranegara di dunia. Hal ini disebabkan meningkatnya pemanasan global (global warming).

b. Pemerintah melarang dan menerapkan sanksi yang keras bagi pelaku illegal logging. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat sadar terhadap bahaya yang akan muncul.

c. Pemerintah melarang pembukaan hutan secara membabi buta tanpa memerhatikan aspek kelestarian lingkungan. d. Pemerintah memberikan penyuluhan dan pelatihan terhadap masyarakat di sekitar hutan tentang pentingnya kelestarian hutan. Hal ini penting mengingat penduduk di sekitar hutan sering membuka hutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka biasa menerapkan ladang berpindah untuk mata pencahariannya.

Upaya dan langkah pemerintah itu tidak akan bermanfaat apabila masyarakat tidak menyadarinya. Langkah-langkah yang harus ditempuh masyarakat sebagai berikut:

a. Menghentikan kebiasaan membuka hutan untuk dijadikan ladang. Hal ini penting karena saat membuka hutan biasanya penduduk membakar ranting, daun, dan dahan yang bisa menyebabkan kebakaran.

b. Membiasakan hidup disiplin terutama saat berada di kawasan hutan. Misalnya segera mematikan api atau puntung rokok untuk menghindari kebakaran hutan.

c. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kelestarian hutan. Hutan tidak hanya milik kita, tetapi juga bagi anak cucu kita.

Itulah beberapa tindakan pemerintah dan masyarakat untuk mengantisipasi datangnya bencana alam. Manusia tetap merupakan pelaku utama dalam penyelamatan lingkungan. Hal ini penting karena manusia pula yang terancam keselamatan harta dan jiwanya.

0 Response to "Materi IPS Kelas 6 BAB V Antisipasi Bencana Alam"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel